TIMES POSO, PONOROGO – Di tengah hiruk pikuk kehidupan masa kini, running atau lari telah menjelma lebih dari sekadar aktivitas fisik. Bagi banyak individu, lari kini menjadi gaya hidup sehat yang tak hanya membentuk fisik, tetapi juga memperkuat mental dan emosional.

Fenomena ini terlihat jelas dari semakin banyaknya komunitas lari, event maraton, hingga tren busana olahraga yang kian berkembang.​Kepopuleran lari sebagai gaya hidup sehat bukan tanpa alasan. 

​Lari adalah salah satu olahraga paling mudah diakses. Tidak memerlukan peralatan mahal atau lokasi khusus, cukup sepasang sepatu lari yang nyaman dan semangat untuk melangkah.

​Selain membakar kalori dan menjaga berat badan ideal, lari secara rutin terbukti meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat otot dan tulang, serta meningkatkan kualitas tidur.

​Ritme lari yang teratur dan kontak dengan alam (jika dilakukan di luar ruangan) dapat menjadi meditasi aktif, membantu mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan mood.

​Bergabung dengan komunitas lari memberikan kesempatan untuk bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan menemukan motivasi dari sesama pelari.

Setiap jarak yang ditempuh atau waktu yang dicatat adalah sebuah pencapaian personal, mendorong pelari untuk terus menetapkan dan melampaui batas diri.

​Salah satu runner aktif yang merasakan langsung dampak positif lari dalam hidupnya adalah Vanda Widia. Vanda, yang telah menekuni lari selama bertahun-tahun dan kerap mengikuti berbagai event lari jarak jauh, membagikan pandangannya.

​"Bagi saya, lari itu bukan hanya soal kesehatan fisik, tetapi juga membentuk karakter dan disiplin diri," ungkap Vanda. 

"Setiap kali saya keluar untuk lari, itu adalah janji pada diri sendiri untuk bergerak, untuk terus maju. Ada tantangan, ada rasa lelah, tapi saat berhasil menyelesaikannya, kepuasan yang didapat itu luar biasa," ungkapnya.

​Vanda juga menyoroti bagaimana lari telah mengubah perspektifnya terhadap tantangan hidup. Menurutnya, prinsip lari itu sederhana, satu langkah demi satu langkah.

"Ini mengajarkan saya untuk tidak menyerah pada tujuan besar, tapi memecahnya menjadi langkah-langkah kecil yang bisa dicapai. Dan yang paling penting, lari mengajarkan saya untuk menghargai tubuh dan pikiran saya," tambahnya.

​Ia berharap semakin banyak orang yang menjadikan lari sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas mereka, bukan hanya sebagai olahraga, melainkan sebagai investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. (*)