TIMES POSO, YOGYAKARTA – Pameran Festival Foto Jogja (FFJ) dan Festival Film Kampung (FFK) #4 yang dihelat Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Dinkominfosan), resmi ditutup pada Minggu (10/8/2025) malam di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman, Kota Yogyakarta.
Ajang tahunan ini mengusung tema “Kotaku Bersih”, menjadi ruang apresiasi bagi para fotografer dan filmmaker untuk mengangkat isu pengelolaan sampah yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kota Yogyakarta dan masyarakat.
Festival yang berlangsung sejak Jumat (8/8/2025) dibuka secara simbolis oleh Kepala Dinkominfosan Kota Yogyakarta, Ignatius Trihastono, dengan pemasangan foto pertama pada papan display.
Dalam sambutannya, Trihastono menegaskan bahwa foto dan film bukan sekadar media hiburan, tetapi juga saksi sejarah dan alat perubahan sosial.
“Bercerita tentang Jogja tidak hanya dengan kata-kata. Dokumentasi visual bisa menjadi saksi 30 tahun ke depan. Harapannya, karya kreatif ini mampu menjawab tantangan isu sehari-hari, khususnya tentang sampah,” ujar pejabat yang akrab disapa Kelik ini.
Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Dinkominfosan, Edy Sugiharto, menambahkan bahwa format photo story yang digunakan tahun ini mendorong peserta untuk menghadirkan narasi visual yang utuh dan mendalam.
“Dari 674 foto yang masuk untuk kategori umum, tersaring 92 karya dari 11 peserta. Sementara kategori pelajar menyumbang 62 karya dari 8 peserta,” ungkap lulusan IPDN ini.
Foto-foto yang dipamerkan menyoroti berbagai upaya masyarakat dalam menangani sampah, mulai dari peran ulu-ulu sungai yang membersihkan aliran air, pemanfaatan maggot untuk sampah organik, hingga inovasi daur ulang plastik menjadi kerajinan seperti wayang yang didokumentasi fotografer Eko Susanto.
Di kategori Festival Film Kampung, ada 38 film yang masuk, dengan 6 karya terbaik diputar di kanal YouTube YKTV. Tema-tema yang diangkat menggabungkan muatan lokal dan pesan lingkungan yang kuat.
Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro, mengapresiasi gelaran ini. Menurutnya, karya visual yang dihasilkan tidak hanya estetis, tetapi juga menjadi cermin wajah Jogja hari ini.
“Kalau dibutuhkan, baik dari sisi program maupun anggaran, kami akan dorong. Tahun depan kita buat lebih besar dan berdampak,” ujar politisi PDI Perjuangan ini dengan penuh optimistis.
Testimoni Juara: Tanggung Jawab Sampah Bukan Hanya Pemerintah
Sorotan malam penutupan jatuh pada Habibi Akmal Zaidan, siswa SMPN 10 Yogyakarta, yang meraih juara 1 kategori pelajar lewat photo story Botol Plastik Penjelajah Langit. Karya ini menampilkan kreativitas memanfaatkan barang bekas menjadi roket air untuk edukasi sains.
“Senang bisa juara satu, nggak nyangka karena fotonya sederhana. Harapannya lebih banyak anak muda Jogja ikut ajang seperti ini,” kata Zaidan.
Salah satu momen penting adalah testimoni dari Eko Susanto, juara 3 kategori umum dengan karya Wayang Uwuh Iskandar. Eko menyampaikan apresiasi kepada Dinkominfosan Pemkot Yogyakarta yang menggelar lomba di tengah kondisi darurat sampah di Yogyakarta.
“Saya salut pada Dinas Kominfo dan Sandi Pemkot Yogyakarta yang mengadakan lomba foto ini. Saat ini Jogja sedang menghadapi darurat sampah yang belum selesai. Tugas mengatasi sampah bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat. Melalui foto, kita bisa mengajak orang lebih peduli,” tegas Eko yang aktif sebagai fotografer media online nasional ini.
Para Pemenang FFJ & FFK #4 2025
Kategori Pelajar – Festival Foto Jogja:
Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro menyerahkan plakat juara festival foto kategori pelajar. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
- Habibi Akmal Zaidan – Botol Plastik Penjelajah Langit – Rp3.000.000
- Rafid El Falah – Sungai Bukan Tempat Sampah – Rp2.500.000
- Huda Rasyaadiansyah – Plastik Recycling – Rp2.000.000
- *) Harapan 1: Anindhita Kusuma Prabowo – Jaringan Sampah dan Senyum Sehat Warga – Rp1.500.000
- *) Harapan 2: Khoirunnisa Aprilia Destasari – Ubah Sampah Jadi Rupiah – Rp1.000.000
Kategori Umum – Festival Foto Jogja:
- Giri Wijayanto – Kelola Pintar Sampah Organik – Rp3.000.000
- Areza Taqwim – Teknologi Pengelolaan Sampah – Rp2.500.000
- Eko Susanto – Wayang Uwuh Iskandar – Rp2.000.000
- *) Harapan 1: Arfani Mujib – Aksi Bersihkan Sungai Code – Rp1.500.000
- *) Harapan 2: Budi Prasetyo – Kampung Bebas Sampah – Rp1.000.000
Festival Film Kampung 2025:
Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Dinkominfosan, Edy Sugiharto menyerahkan plakat juara festival film. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
- Celvin Alif Setiawan & Elsa Novia Puspitasari – From Trash to Cash – Rp5.000.000
- Josebtia Aldie, Flaviana Elsa, & Gabriella Charis – Berbenah – Rp4.500.000
- Areza Taqwim & Munirul Ikhwan – Teknologi Pengelolaan Sampah – Rp4.000.000
- *) Harapan 1: Hanif Maula Ilmi & M. Arvin Rizkiawan S – Dari Kaca Menjadi Karya – Rp3.500.000
- *) Harapan 2: Pitoko Pilar Pratomo dkk. – Pengelolaan Sampah Menjadi RDF – Rp3.000.000
Dengan dukungan penuh pemerintah kota dan DPRD, FFJ dan FFK #4 diharapkan menjadi ruang belajar, berbagi, dan menginspirasi masyarakat untuk bergerak bersama menjaga lingkungan.
Tidak sekadar lomba, tetapi juga ajakan nyata untuk menjadikan Jogja kota yang bersih, lestari, dan membanggakan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Festival Foto dan Film Kampung Jogja #4 Ditutup, Angkat Isu Darurat Sampah dan Inspirasi Aksi
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |